23 October 2007

Ending

Ini seperti cerita yang tersimpan dalam sebuah dvd bajakan yang belum pernah kamu tonton sebelumnya. Ceritanya begitu memikat, membuatmu terhanyut hingga matamu tidak beranjak sedikitpun dari monitor. Tapi tepat di empat menit terakhir, gambar bergerak itu tiba-tiba terhenti, sebelum kamu sempat menduga bagaimana cerita itu akan berakhir. Gambar bergerak itu terdiam kaku, bukan karena kamu tidak sengaja menekan tombol pause, tapi karena itu dvd bajakan yang kualitasnya buruk.

Kamu tekan ctrl+alt+del, lalu kamu ulangi lagi cerita itu dari awal, tetap gambarnya berhenti di empat menit terakhir. Kamu tekan lagi ctrl+alt+del, membuka software serupa lain yang lebih ringan utk memutar cerita yang sama, tetap gambarnya berhenti di empat menit terakhir. Kamu seolah mendengar tetangga sebelah menertawakanmu, “Mangkanya, biar pake laptop secanggih apapun, nonton dvd itu lebih enak pake dvd player,” lalu dia menawarkan dvd playernya, tapi kamu bilang tidak sebab kamu lebih suka menggunakan peralatan sendiri daripada memakai barang mewah tapi punya orang. Kamu tekan lagi ctrl+alt+del, kamu tutup semua window, lantas kamu restart laptop putih kesayanganmu itu. Kamu ulang lagi semua tahap menonton dvd dari awal, kali ini dengan sangat hati-hati sambil berdoa penuh harap, “Tuhan, cerita di dalam dvd ini memberiku banyak pelajaran. Aku percaya, bukannya tanpa sengaja Kau mempertemukanku dengan dvd ini kemarin malam, bukannya tiga hari lalu atau dua minggu dari sekarang. Maka kumohon, dengan segala keajaiban-Mu, beri tahu aku akhir ceritanya, beri tahu aku akhir ceritanya, beri tahu aku…”. Namun tetap, gambarnya berhenti di empat menit terakhir.

Itu percobaan ketiga. Dan kamu terlanjur dibiasakan untuk berpikir bahwa percobaan ketiga adalah percobaan terakhir. Maka kamu matikan laptopmu begitu saja. Malam hampir larut. Yang kamu dengar tinggal suara jam dinding yang sudah lama mati tapi anehnya masih mampu mengeluarkan suara tiktaktiktaktiktak. Setengah kesal, kamu matikan lampu. Bersama diam, kamu menyelesaikan sendiri akhir cerita dvd bajakan berkualitas buruk itu di dalam kepalamu. Aku manusia berotak, katamu meyakinkan diri. Menyaksikan sebuah cerita terpotong selama hampir dua jam tentunya sudah lebih dari cukup untuk menerka bagaimana empat menit terakhir dari cerita itu, katamu lagi. Toh, bagaimanapun, di dunia manapun, semua cerita pasti berakhir dengan moral yang sama: yang benar menang, yang salah kalah, demikian kamu mengutip filosofi usang. Dalam cerita film, segala kejadian biasanya dibuat adil. Tapi masalahnya, cerita dari dvd bajakan berkualitas buruk itu adalah kisah nyata, dan kejadian-kejadian dalam kenyataan seringkali (tampak) tidak adil.

Empat menit kamu diam dalam gelap. Selama empat menit kamu menjadi sutradara atas fantasi rasionalmu dari cerita yang sama sekali tidak kamu sutradarai. Selama empat menit kamu menciptakan sendiri empat menit terakhir dari cerita yang menggantung itu. Kamu berhasil mereka-reka, menerka akhir cerita, tapi kamu tidak pernah yakin bahwa akhir cerita rekaanmu itu akan sesuai dengan akhir cerita yang asli, hingga kamu betul-betul bisa mencocokkan sendiri hasil rekaanmu dengan hasil rekaan sutradara asli.

Dan kamu tahu, perihal mencocokkan itu tidak mungkin dilakukan sekarang. Kamu harus bersabar dari rasa penasaranmu sendiri, sebab kamu tahu segala rasa penasaran adalah candu yang menjalar-jalar liar, sebab kamu tahu bahwa sabar itu tidak ada batasnya. Kamu harus bersabar hingga suatu saat cerita itu menemukanmu kembali. Dan kamu percaya bahwa di suatu saat yang tepat cerita itu memang akan menemukanmu kembali. Dan kamu katakan pada dirimu, “Akhir cerita bukanlah urusanku.”

Dan kamu menyalakan lampu dengan sebuah pelajaran klasik yang selalu benar: memang mahal, tapi tidak akan pernah merugi membeli barang asli.

Dan kamu kembali menyalakan laptopmu, bukan untuk mencoba menonton dvd itu untuk keempat kalinya, tapi untuk kembali bekerja. Kamu menekan tombol power. Dengan sebuah motivasi kerja yang tidak muluk-muluk, kamu mengalirkan energi dari satu sudut dalam dirimu dan membawanya ke ujung jari telunjukmu. Klik. Icon bulat dengan sepatah garis vertikal di tengah tombol itu lalu menyala biru, siap melayani motivasi tidak muluk-mulukmu itu: hanya ingin kaya, agar bisa membeli banyak-banyak dvd asli yang gambarnya tidak akan pernah mati di empat menit terakhir.


***


Tengah malam, sehabis menonton The White Dawn
Entah apa yang terjadi setelah Daggett berlari-lari
dikejar sekumpulan orang Eskimo.
Suatu hari saya akan tahu.



2 Comments:

Anonymous Anonymous said...

main yach.. numpang baca2... karena aku tidak lagi mampu menulis

03 December, 2007 11:05  
Anonymous Anonymous said...

dalam 15 jam.. aku dah ketemu akhir ceritaku

04 December, 2007 03:45  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home