06 November 2009

katakan cerai

Katakan cerai, pada mbah sepuh yang datang ke pesta pernikahanmu sendirian dengan batik lusuh dan sandal jepit, dan mbah sepuh lainnya yang datang dengan kain jarik, kebaya tipis dan tapih yang sudah usang.

Katakan cerai, pada tetangga yang diundang ayah ibumu, yang tidak malu datang ke pestamu dengan setelan pakaian yang warnanya bertabrakan karena mungkin dia memang tidak punya baju lain yang lebih pantas.

Katakan cerai, pada tetanggamu yang lain, yang datang bersepeda ontel, mengirim hantaran dalam tenggok berisi beras, gula, dan mie telor, ketimbang uang, karena mungkin mereka memang tidak punya uang berlebih untuk diisikan ke dalam amplop.

Katakan cerai, pada ibu-ibu tetangga yang selama dua hari berturut-turut membantu memasak makanan besar di dapur rumahmu, pada mereka yang mengupasi berkilo-kilo bawang merah sampai matanya mbrebes, pada mereka yang mengolah berpuluh kilogram daging dalam wajan-wajan besar hingga empuk, pada mereka yang sabar menunggui matangnya bergulung-gulung lontong hingga hampir tengah malam.

Katakan cerai, pada juru rias yang sengaja berpuasa tiga hari agar ia bisa merias wajahmu dengan sempurna sehingga kamu menjadi perempuan tercantik ketika ijab kabul diucapkan.

Katakan cerai, pada semua pengiringmu berikut keponakanmu yang masih kecil-kecil itu, yang harus bangun pagi di hari libur mereka, agar acara seserahan bisa berlangsung tepat waktu.

Katakan cerai, pada semua keluargamu yang datang dari luar kota, menempuh perjalanan melelahkan hingga belasan jam, demi untuk memberimu doa-doa dan ucapan selamat.

Katakan cerai, pada bapak yang membiayai pestamu dengan uang tabungan bertahun-tahun dari hasil panen padi di sawah yang cuma sepetak.

Undang kembali mereka semua, hampir seribu nama, dengan kartu undangan terindah yang di atasnya tercetak foto kalian berdua di tengah sawah nan hijau “Mohon doa restu untuk perceraian kami”. Jangan lupa, siapkan dua kotak kayu tempat mereka menaruh amplop berisi uang untuk bekal awal perceraianmu.


Panggung, Magetan, 8 Juli 2007 23.44
Seusai resepsi seorang sepupu
Untuk ratusan mungkin ribuan mungkin juga jutaan
pasangan yang menjadikan 7-7-7 sebagai hari bahagia mereka

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home