27 June 2008

Kentang dan Kangkung

Sejak harga BBM naik lagi mereka cuma bisa kencan di warteg. Itupun dengan syarat tidak tertulis tidak terkatakan sehingga dengan demikian tidak terbaca dan tidak berbunyi, dan tentu saja tidak berbau. Syarat itu: siapa yang mengajak kencan duluan, dia yang bayar. Syarat kedua: total bill tidak boleh lebih dari Rp 5.000.

“Bagaimana kamu bisa makan seperti itu?”
”Seperti itu bagaimana?”
”Makan hanya dengan nasi dan kentang. Dua-duanya kan karbohidrat.”
”Aku suka sekali kentang. Ah, lagipula lihat tuh isi piringmu, cuma nasi dan kangkung.”
”Aku suka sekali kangkung. Ah, lagipula lihat tuh isi piringmu, cuma nasi dan kentang.”
”Ih, kalimatnya dejavu.”
”Hahaha...”

”Tapi setidaknya nasi dan kangkung kan hanya salah satu saja yang karbohidrat.”
”Sudahlah. Lagipula kebutuhan kalori laki-laki kan lebih besar daripada perempuan”
”Ih, pembenaran. Dasar laki-laki.”
”Ih, jender. Dasar perempuan.”
”Hahaha...”

22 hari kemudian

”Hai Potato...”
”Hai Kangk – eh, apa sih kangkung dalam bahasa Inggris?”

Si perempuan merogohkan tangan ke dalam tasnya, membuka Alfalink seri EI-826 kesayangannya yang tipis berwarna abu-abu metalik, mengetik: k a n g k u n g. Lalu dia menyerahkan benda itu ke tangan si laki-laki. Di monitornya terbaca:
kangkung = large frog

1 Comments:

Anonymous Anonymous said...

kok large frog sih ??
harusnya creeping water-plant buat kangkung

12 September, 2008 09:56  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home