23 March 2011

Kita

Lalu kamu bertanya, “Siapakah kita?”.
Aku hanya bisa mengatakan kepadamu, “Kita adalah dua pohon jiwa, dan sekumpulan abu dari debu waktu yang terlalu cepat menderu. Namun betapa beruntungnya kita, karena sekumpulan abu ini tak lain serupa bubuk pembersih saja.”
“Serupa abu gosok?”
“Serupa abu gosok.“

Lalu kamu masih bertanya, “Siapakah kita?”
Aku hanya bisa mengatakan ini kepadamu, lagi, “Kita adalah dua pohon jiwa, dan sekumpulan abu dari debu waktu yang terlalu cepat menderu. Sekumpulan abu ini sesungguhnya tidak pernah mengendap. Air selalu setia membawa serbuk-serbuk abu berkelana, dari ujung akar yang coklat hitam hingga jauh tinggi ke pucuk daun yang hijau muda, lalu turun lagi ke akar, lalu naik lagi ke daun, demikian seterusnya selama matahari masih ada. Sambil berkelana, serbuk-serbuk abu dengan rajin dan sabar menggosok setiap dinding sel dalam diri kita, meluruhkan segala dedak dan kerak, agar pohon jiwa kita ini tumbuh makin sehat, makin kuat.”

“Sudah sehatkah kamu sekarang?”
Aku mengangguk.

“Sudah kuatkah kamu sekarang?”
Kamu mengangguk.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home