14 December 2010

Jeda

Hei...
Sedang apa kamu larut malam begini? Masih saja bekerja?
Duh, kamu. Tuhan menyukai pekerja keras, tapi Dia tidak menyukai apa-apa yang tidak selaras. Tuhanmu itu, Dia menciptakan malam pastinya bukan tanpa alasan. Dia sengaja menciptakan malam untuk memberimu jeda. Agar kamu mengerti tentang pikir dan dzikir. Agar kamu mengerti tentang hati. Bahwa hati paling bening selalu hadir di malam-malam paling hening.

Sudahlah, letakkan penamu itu. Dunia tak akan pergi ke mana. Bukalah pintu. Naiklah ke tempat tertinggi di atap rumahmu. Duduklah sejenak di sana. Hirup dalam-dalam udara malam. Lalu diamlah. Diamlah. Pejamkan matamu dengan anggun. Dengarkan suara hatimu. Perhatikan setiap isyarat yang dibawanya ke detak jantungmu. Biarkan segenap isyarat itu menuntun seluruh inderamu. Menuntun kulitmu untuk meraba desiran angin. Menuntun hidungmu untuk mencium wewangian semesta. Menuntun telingamu untuk mendengar suara bintang-bintang. Lalu menuntun matamu untuk menatap langit. Maka, bukalah matamu. Terimalah hadiah terindah untukmu: malam ini langit gemerlapan di arah barat laut.

Untuk hujan meteor Geminid yang sempat singgah.

0 Comments:

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home