17 October 2006

Kerja

Seorang perempuan menggendong bayi umur sebulan. Ia berjalan menuju bangunan setengah jadi. Ada sekitar enam orang kuli bangunan di situ. Badan mereka mengkilat bermandikan keringat. Matahari memang sedang terik-teriknya siang itu.

Dua dari mereka sedang mengaduk campuran semen, seorang menembok, seorang mengamplas kaso-kaso, seorang sedang memaku tiang, dan seorang lagi menyadari kedatangan perempuan itu. Khawatir keburu didahului teman-temannya, laki-laki itu menghampiri.

"Cari siapa, Neng?"
"Cari Kerja, Bang," jawab perempuan itu cepat. Matanya celingak-celinguk mencari yang dimaksud.
"Nggak bakal ada kerjaan buat Neng di sini. Ini mah kerja berat. Kerjanya lalaki!" tandas si Abang, setengah mengumpat pada pekerjaannya sendiri.
"Ada. Pasti ada. Setahun lalu saya di sini, ketemu Kerja. Ini hasilnya," ujar perempuan itu ngotot sambil menunjuk muka bayinya yang montok.
"Ooo... mungkin yang Neng maksud itu Karjo, bukan kerja. Kalau Karjo memang ada. Tuh orangnya." Si Abang menunjuk salah seorang temannya yang sedang sibuk memaku tiang. Dia sangat tahu, Karjo memang terkenal doyan perempuan.

Yang disebut si Abang sebagai Karjo itu tidak menoleh, karena kupingnya sudah terlalu ramai dengan suara ketak-ketok palu bertemu paku. Lagipula, memang si Abang itu tidak memanggilnya. Meski begitu, perempuan itu tahu bahwa bukan laki-laki pemaku tiang itu yang dia cari.

"Bukan. Bukan itu, Bang. Memang seperti dia, tapi bukan dia."
"Terus siapa atuh, Neng? Emang si kerja itu suami Neng ya?" tanya si Abang sambil berusaha menahan kegeliannya. Nama orang kok Kerja, pikirnya, ada-ada saja.
"Iya. Suami saya memang Kerja. Kemana dia ya..." Suara perempuan itu hampir-hampir tidak terdengar karena bayinya mulai menangis kepanasan. Lantas seperti orang linglung, ia ngeloyor pergi begitu saja, meninggalkan si Abang yang jadi bengong.

Di dalam hatinya, perempuan itu tahu betul bahwa ia bukan perempuan linglung. Karenanya, ia sangat sadar untuk tidak mengucapkan terima kasih kepada si Abang ketika ia meninggalkannya dalam keadaan bengong.

Tujuh menit berlalu, dan si Abang masih saja bengong. Beberapa temannya sesama kuli bangunan yang dari tadi cuma bisa memperhatikan, akhirnya mendekati laki-laki yang disebut perempuan itu sebagai si Abang.
"Siapa, Jo?" tanya salah satunya.
"Orang gila. Cari kerja."

***

(Dicuplik dari Bukubiru yang sudah terlalu lama dikosongkan pemiliknya dan baru sore tadi dikunjungi lagi)


1 Comments:

Blogger nl said...

aku juga lagi cari Kerja..
kalo ketemu bilang2 ya..

19 October, 2006 13:10  

Post a Comment

Subscribe to Post Comments [Atom]

<< Home