Hitam
“Kamu suka warna apa?”
“Biru.”
“Sammmma. Kenapa suka biru?”
“Itu warna yang damai.”
“Betul. Aku juga suka biru karena itu. Ah, ternyata kita banyak kesamaannya ya?”
“Iya. Semoga…”
DUA
“Kamu suka warna apa?”
“Ungu.”
“Why?”
“Agung. Misterius. Kalau kamu?”
“Hijau dan coklat.”
“Why?”
“Down to earth.”
“ :) Just like you.”
“ I hope so...”
TIGA
“Kamu suka warna apa?”
“Hitam.”
“Aku juga. Dan merah.”
“Aku juga suka merah. Looks good on my skin.”
“Iya. Kamu selalu tampak cantik kalau pakai baju merah. Seperti kemarin malam.”
“Jadi kalau pas aku pakai baju yang bukan warna merah, aku tidak cantik, begitu?”
“Hahaha… aku tahu kamu bakal bicara begitu. Btw, kenapa suka hitam?”
“Bukannya kita sedang bicara tentang merah?”
“Aku tiba-tiba lebih senang bicara tentang hitam.”
“Hahaha.. cuma alasanmu untuk menghindar dari pembicaraan tentang merah dan urusan cantik-tidak cantik tadi, ya kan?“
“Ah sudahlah. Kamu rese! Kenapa suka hitam?”
“Karena paradoksal itu.”
“Paradoksal apa?”
“Hitam adalah putih ketika tak ada cahaya.”
“Hitam adalah setiap warna ketika tak ada cahaya.”
Cuma hitam yang punya keistimewaan demikian.
4 Comments:
yeah!... love the color, and color will love you.
uhm i like green...so much
apa yah artinya?
apa gara-gara lahir di daerah pegunungan? ehehe
hehe salam kenal juga. Cito angkatan 2002..saling berkunjung yah!
saya suka warna hitam. hitamnya hitam.
saya suka... putih, ungu, dan hijau --kayak cito-- soalnya suka banget juice alpokat :D
someday bikinin blogskin dengan paduan warna-warna itu ya Bay, ongkosnya roti bakar isi pisang kesukaanmu deh!
tapi belakangan lagi suka merah ama hitam. merah darah dan hitam pekat, kereeeennnnnn...
Post a Comment
Subscribe to Post Comments [Atom]
<< Home