24 February 2006

Kilometer Nol

Pernahkah kamu merasa telah berjalan sangat jauh lalu seketika menyadari bahwa kamu tidak sedang pergi ke arah manapun? Seolah kamu sedang menikmati peran sebagai pengelana pemberani dalam sebuah film, lalu tiba-tiba Sang Sutradara meneriakkan kata “Freeze!” (bukannya “Cut!”), lantas Dia menghampiri, membisikkan sebuah kalimat sekedar untuk memastikan, “Apakah kamu sudah tahu bahwa film ini berjudul A Journey to Nowhere?”.

Kamu terdiam karena (di)beku(kan), dan dengan santai Sang Sutradara kembali ke kursi-Nya sambil bersiul-siul diiringi 3 orang penyanyi latar: Diana Ross, Mariah Carey dan Jennifer Lopez.

Do you know where you're going to?
Do you like the things that life's been showing you
Where are you going to?
Do you know… ?

19 February 2006

So, Amigo...

So, Amigo, how did it feel?
How did it feel when you chased your dreams and got stumble –again?
How did it feel when you tried to satisfy your curiosity only to find disappointment even before your curiosity is completely fulfilled?
How did it feel to trade your sleepless nights with a single no?
How did it feel, Adventurer? Tell me, how did it feel?
It sucked, right? Felt like shit, huh?
Pain? Definitely. Broken wings? Inevitably.
But, angry? Don’t be, Amigo. Don’t be.
Because you’ve got a real good deal on yourself.
A very fair trade.

Now, tell me,
How did it feel to have conquered your fear, Amigo?
How did it feel to have broken your own doubts?
How did it feel when you dared yourself to choose?
It was so goddamn good, right?
To know your limit.
To learn your consequences.
To have another foggy layers get lifted from your eyes.
To get acquainted once again with the inner you.
Yeah... it was so damn good that winning or loosing didn’t matter anymore.
So congrats! Good job well done!
Try again later, Amigo?
I bet you will !

17 February 2006

pintu

apakah yang salah dengan pintu ini?
kenapa tak juga mau tertutup?
apakah engselnya sudah demikian berkarat?
apakah gerendelnya sudah demikian usang?
tolong, seseorang, siapapun, tolonglah...
saya sudah tak punya tenaga untuk apapun lagi
tak kuasa, bahkan hanya untuk mengangkat tangan berharap doa
sungguh, saya mohon, tolonglah…
ajari saya cara menutup pintu

14 February 2006

Surat Cinta Buat Sejenis Kadal Bernama Igu

I love you, but I hate you
I mean, really really hate you
So I've decided to say good bye this morning
Hope to never see you again
Never
I mean, N E V E R

- Happy Valentine's Day -

03 February 2006

Hitam

SATU
“Kamu suka warna apa?”
“Biru.”
“Sammmma. Kenapa suka biru?”
“Itu warna yang damai.”
“Betul. Aku juga suka biru karena itu. Ah, ternyata kita banyak kesamaannya ya?”
“Iya. Semoga…”

DUA
“Kamu suka warna apa?”
“Ungu.”
“Why?”
“Agung. Misterius. Kalau kamu?”
“Hijau dan coklat.”
“Why?”
“Down to earth.
“ :) Just like you.”
“ I hope so...”

TIGA
“Kamu suka warna apa?”
“Hitam.”
“Aku juga. Dan merah.”
“Aku juga suka merah.
Looks good on my skin.”
“Iya. Kamu selalu tampak cantik kalau pakai baju merah. Seperti kemarin malam.”
“Jadi kalau pas aku pakai baju yang bukan warna merah, aku tidak cantik, begitu?”
“Hahaha… aku tahu kamu bakal bicara begitu. Btw, kenapa suka hitam?”
“Bukannya kita sedang bicara tentang merah?”
“Aku tiba-tiba lebih senang bicara tentang hitam.”
“Hahaha.. cuma alasanmu untuk menghindar dari pembicaraan tentang merah dan urusan cantik-tidak cantik tadi, ya kan?“
“Ah sudahlah. Kamu rese! Kenapa suka hitam?”
“Karena paradoksal itu.

“Paradoksal apa?
Hitam adalah putih ketika tak ada cahaya.”
“Hitam adalah setiap warna ketika tak ada cahaya.”

Dan hitam akan tetap hitam, ada atau tanpa cahaya.
Cuma hitam yang punya keistimewaan demikian.